Peranan Kelompok Tani Dalam Memasyarakatkan Teknologi Pertanian Di Indonesia

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MEMASYARAKATKAN TEKNOLOGI PERTANIAN DI INDONESIA


A. PENDAHULUAN
Perkembangan kelompok tani di Indonesia telah lama ada sebagai lembaga komunikasi antar petani dalam menjalankan aktifitasnya. Secara teoritis kelompok tani diartikan sebagai kumpulan petani yang terikat secara informal atas dasar kepentingan dan keserasian bersama dalam usaha tani.  Kementerian Pertanian mendefinisikan kelompok tani sebagai kelompok petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Idealnya, kelompok tani dibentuk oleh dan untuk petani, guna mengatasi masalah bersama dalam usaha tani serta menguatkan usaha tawar petani, baik dalam pasar sarana maupun dalam pasar produk pertanian. Organisasinya bersifat non-formal namun sangat kuat, karena dilandasi kesadaran bersama dan azas kekeluargaan (Anonimus, 2009).­­
Kelompok tani, menurut Deptan RI (1980) dalam Mardikanto (1996) diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/i), yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani. Kelompok tani adalah kumpulan tani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan dan kebersamaan menghadapi kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya, keakraban dan keserasian) yang dipimpin oleh seorang ketua. Kelompok tani ini akan membentuk komunitas petani dalam rangka mempermudah pengadaan sarana produksi pertanian, seperti bibit, pupuk maupun obat-obatan. Hal ini akan lebih efektif jika dilakukan oleh kelompok tani daripada secara individu karena biaya pengadaan sarana produksi pertanian dapat ditanggung bersama. Selain itu, mereka secara bersama-sama memiliki kekuatan untuk menentukan harga hasil pertaniannya.

Demikian juga diseminasi teknologi pertanian kepada petani akan lebih efisien jika dilakukan pada kelompok tani, karena dapat menjangkau petani yang lebih banyak dalam satuan waktu tertentu. Karena kelompok tani dianggap sebagai organisasi yang efektif untuk memberdayakan petani, meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan petani dengan bantuan fasilitasi pemerintah melalui program dari berbagai kebijakan pembangunan pertanian, maka perlu dikaji pula perannya dalam mempercepat penerapan teknologi.

B. PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MEMASYARAKATKAN TEKNOLOGI   PERTANIAN DI INDONESIA
1.    Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Kelompok Tani Di Indonesia
Ide awal pembentukan kelompok tani, selain untuk mempermudah pelaksanaan program Insus, juga untuk meningkatkan posisi tawar petani melalui pembelian input kolektif untuk menjadi lebih efisien, melakukan sinkronisasi sistem tanam, pengendalian hama bersama, serta pemasaran produk secara kolektif. Semua kegiatan penyuluhan dan promosi dari program pemerintah diberikan kepada kelompok. Pada tahun1987 pemerintah Indonesia meluncurkan program Supra Insus, dimana intensifikasi dilakukan atas dasar kerjasama antar kelompok tani dalam hamparan yang sama. Beberapa kelompok tani kemudian digabung dalam satu wadah kerjasama, yaitu Gabungan Kelompok Tani, disingkat dengan Gapoktan. Namun disayangkan adanya perubahan paradigma kelompok tani dari kelompok sosial menjadi kelompok formal yang kemudian berkembang menjadi kelompok tugas (task groups). Tujuan utama pembentukan kelompok tani adalah untuk mempermudah pelaksanaan program-program pemerintah, seperti penyaluran pupuk bersubsidi,penyuluhan pertanian,dan program lainnya (Darajat, 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kelompok tani di Indonesia antara lain :
a. Kurang eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinankelompok.
b. Kurang terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani.
c. Kurang cepatnya proses perembesan (difusi) penerapan inovasi (teknologi) baru.
d. Kurang naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang (pinjaman) petani.
e. Kurang meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan (input)maupun produk yang dihasilkan.
f.  Kurang dapat membantu efisiensi pembagian air irigasi serta pengawasan oleh petani

2. Fungsi Kelompok Tani
Fungsi kelompok tani antara lain sebagai berikut:
a. Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani, sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.
b. Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan,
c. Usaha tani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompok tani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.
3.    Kendala Kelompok Tani Dalam Pembangunan Teknologi Pertanian di Indonesia
Etos kerja dan profesionalisme pengurus kelompok tani yang masih rendah dalam mengelola organisasi  menjadi kendala dalam memajukan kelompok tani. Yani (2009) mengungkapkan bahwa rendahnya kesadaran anggota kelompok untuk mempertahankan kelompoknya agar tetap utuh dan solid, merupakan kendala yang sering dihadapi oleh suatu kelompok. Pemberdayaan petani menjadi sangat penting dalam pembangunan pertanian saat ini dan masa-masa yang akan datang. Pemberdayaan petani akan mengarah pada kemandirian petani dalam berusaha tani. Kemandirian petani dapat ditumbuhkembangkan dalam suatu kegiatan kelompok. Dalam penyuluhan pertanian, pendekatan kelompok merupakan metode yang efektif digunakan. Berikut adalah Kendala awal kelompok tani di indonesia adalah sebagai berikut:
Sangat sulit menghadirkan petani dalam setiap pertemuan
Tingkat kepercayaan petani kepada pengurus sangat rendah, hal ini berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya
Motivasi petani berkelompok adalah menerima bantuan, menghabiskan dan menunggu lagi bantuan
Rata-rata petani adalah petani penggarap sehingga keadaan ekonominya pas-pasan
Ketergantungan petani terhadap rentenir sangat tinggi

4. Peran Kelompok Tani Dalam Penerapan Teknologi Pertanian di Indonesia
Teknologi yang diintroduksikan kepada kelompok merupakan pengungkit (leverage) dimensi infrastruktur dan teknologi kelompok, namun kelompok tani bukan merupakan leverage dimensi hukum dan kelembagaan (Suyitman et al., 2009). Pada umumnya pengaruh penggunaan teknologi baru terhadap peningkatan produktivitas tidak diragukan lagi, misalnya produktivitas meningkat dengan pesatnya adopsi benih unggul (Gunawan et al., 1989, Soentoro, 1989). Kelangkaan relatif suatu sumber daya terhadap sumber daya lain membimbing masyarakat untuk menciptakan teknologi baru, artinya lembaga pasar yang menentukan arah dan laju perkembangan teknologi. Campur tangan dari pemerintah terhadap lembaga pasar selalu ada menurut norma yang dianut dan tujuan tertentu yang hendak dicapai dalam arah dan laju pengembangan teknologi (Gunawan et al.,1989).
Berbagai teknologi pertanian seperti: pengaturan waktu tanam, pergiliran jenis tanaman dan varietas, tata air, pengendalian organisme pengganggun tanaman (OPT), konservasi tanah dan air, dan sebagainya hanya efektif diterapkan jika dilakukan bersama-sama oleh anggota kelompok tani. Sebab, jika hanya dilakukan oleh petani secara individu, tanpa ada konsolidasi dengan petani lain, tidak akan memberikan hasil yang diharapkan (Muis et al. 2008).
Kelompok tani yang ada saat ini menunjukkan banyak peran penting dalam penyelenggaraan program pembangunan pertanian. Pembentukan Sarjana Membangun Desa sebagai pendamping kelompok tani ternak menunjukkan hasil yang cukup baik. Kelompok tani yang memperoleh bantuan selain menjalankan program pemerintah juga melakukan percobaan pola pemberian pakan pada ternak dengan bahan yang tersedia di sekitar lokasi setempat. Kelompok tani ternak menjadi lebih komersial dengan mengusahakan pembuatan pupuk organik berbahan baku limbah padat dan cair ternak. Selain melakukan pembuatan pupuk organik, kelompok tani ternak juga mengaplikasikan instalasi biogas, sehingga kelompok tani ternak mendapat tambahan pendapatan dan penurunan biaya operasional rumah tangga. Bahkan peternak yang berprofesi sebagai petani dapat mengintegrasikan usahatani dengan ternak dengan cara memanfaatkan pupuk organik untuk tanaman dan memberi pakan ternak dari limbah tanaman. Pola ini sudah banyak diadopsi dan diduplikasi di berbagai wilayah Indonesia. Artinya, kelompok tani berperan pula dalam memajukan teknologi dari yang bersifat sederhana sampai yang komplek.
Kemajuan teknologi itu penting, namun lebih penting lagi jika diperoleh dari hasil penelitian. Teknologi dan penelitian tidak dapat dilepaskan dalam proses produksi, karena keduanya merupakan faktor produksi dalam perkembangan sektor pertanian secara agregat. Umpan balik dari petani anggota kelompok yang mengadopsi teknologi merupakan masukan yang baik untuk penelitian teknologi selanjutnya. Karena dalam proses alih dan adopsi teknologi, tidak ada suatu teknologi pun yang cocok diterapkan di semua lokasi dan memberi hasil memuaskan, sehingga perlu penyuluhan untuk membawa hasil-hasil penelitian dan teknologi terbaru kepada kelompok yang lain. Hal ini penting untuk menghindari resiko awal adopsi tetapi juga tidak terlambat dalam menangkap peluang pasar (Hutabarat, 1999).

Efektivitas penggunaan teknologi di tingkat petani melalui pemberdayaan kelompok secara partisipatif berpengaruh signifikan terhadap peningkatan luas panen, misalnya kasus teknologi kincir air non tradisional dalam mendukung program swasembada pangan di Sumatera Barat (Putri dan Pamekas, 2011). Dewasa ini, dimana isu perubahan iklim hangat dibicarakan oleh banyak kalangan, keterlibatan kelompok tani sebagai pelaku di lapangan yang berhadapan langsung dengan risiko dan dampak negatif perubahan iklim harus diperhatikan. Pembentukan forum diskusi iklim akan mampu merevitalisasi lembaga-lembaga terkait (penelitian, penyuluhan) serta kelompok tani. Informasi dari kelompok tani diharapkan dapat memberi informasi iklim yang berkualitas baik, karena bersumber dari pihak yang berkepentingan (Pasaribu, 2007). Artinya, teknologi juga dapat diciptakan berdasarkan masukan dari petani atau kelompok tani berdasarkan pengalaman,sehingga menjadi referensi peneliti untuk mengembangkan teknologi yang ada guna mengantisipasi kejadian di masa mendatang dengan lebih baik.
Kelompok tani Sedyo Rukun adalah sebuah organisasi yang berjalan di bidang pertanian khususnya, sehingga dapat disebut dengan kelompok tani. Sedyo Rukun merupakan kelompok tani yang bertempat di Dusun Sumuran,Desa Kemadang,Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul ini berdiri pada tanggal 10 Mei 1998 dengan jumlah anggota mencapai 172, kelompok tani ini di ketuai oleh Bpk. Pujo Suwarno, beliau adalah pendiri sekaligus pengontrol jalanya kelompok tani ini. Dalam perkembanganya kelompok tani ini telah banyak melakukan inovasi-inovasi pertanian yang sangat membantu petani dalam melakukan cocok tanam khususnya dalam menggunakan teknologi pertanian, hal itu diwujudkan dengan       mempelopori penggunaan traktor sawah untuk membajak, seperti diungkapkan oleh Bpk Pujo Suwarno, bahwasanya dulu masyarakat masih memanfaatkan tenaga kerbau/sapi untuk membajak sawah, namun hal itu memakan waktu yang lama apalagi dengan sistem pergiliran, sehingga petani yang mendapat jatah terakhir pastinya kesulitan dalam mendapatkan benih maupun telat dalam penanaman dan hal itu dikeluhkan oleh banyak petani, maka dari itu kelompok tani Sedyo Rukun bekerja sama dengan pemerintah setempat akhirnya dapat menggunakan traktor untuk membajak sawah,dan hasilnya pun tidak kalah dengan hasil bajakan tradisional (kerbau/sapi) dan waktunya pun lebih efisien.
Peranan kelompok tani ini untuk memasyarakatkan teknologi pertanian tidak hanya di wujudkan dengan adanya traktor namun juga alat perontok padi yang sudah mulai menggunakan mesin walaupun hal itu belum banyak digunakan oleh para petani karena alasan yang mahal untuk menyewa alat tersebut, namun setidaknya petani telah mengetahui tentang adanya alat tersebut, Bapak Pujo Suwarno menambahkan bahwa peranan kelompok tani saat ini sangat vital untuk kalangan petani terutama dalam hal teknologi pertanian, beliau memberikan contoh tentang proses pemasaran yang saat ini belum banyak diketahui oleh para petani namun dengan adanya teknologi petani-petani yang tergabung dalam anggota maupun tidak dapat mengetahui harga pasar seperti harga gabah,maupun harga jual kacang dan hal tersebut memberikan efek yang positif terhadap perkembangan petani di daerah tesebut khususnya selain itu beliau juga sangat mendukung terciptanya banyak kelompok tani yang terbentuk yang salah satunya mempunyai tujuan memasyarakatkan teknologi pertanian, untuk itu beliau mengharapkan banyak generasi muda yang bergerak di bidang pertanian khususnya karena beliau merasa saat ini banyak pemuda yang enggan untuk beralih ke pertanian dan lebih memilih ke bidang lain, padahal sebetulnya pertanian memiliki prospek yang cerah dan masih banyak di butuhkan untuk saat ini dan masa yang akan datang.

C. KESIMPULAN
Kelompok tani di Indonesia saat ini tidak lagi dibentuk atas inisiatif petani dalam memperkuat diri, melainkan kebanyakan merupakan respon dari program-program pemerintah yang mengharuskan petani berkelompok. Program-program bantuan pemerintah seperti: penyaluran pupuk bersudsidi, penyuluhan teknologi pertanian, kredit usahatani bersubsidi, dan program-program lain disalurkan melalui kelompok tani atau gabungan kelompok tani (Gapoktan). Oleh karena itu, petani yang ingin mendapat fasilitas bantuan program pemerintah harus menjadi anggota kelompok. Kelompok tani juga memainkan berbagai peran, diantaranya sebagai forum belajar berusaha tani dan berorganisasi, wahana kerjasama, dan unit produksi usahatani. Selain itu, kelompok tani juga berperan dalam memberi umpan balik tentang kinerja suatu teknologi, sehingga menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan lebih lanjut oleh peneliti.


4 komentar:

CV Erlima Brothers mengatakan...

Dapatkan hasil yang menakjubkan dengan menggunakan paket lengkap pupuk humagrow dan dapatkan diskon khusus dengan mengunjungi website kami di www.galeritani.co.id sekarang juga

CV Erlima Brothers mengatakan...

Dapatkan hasil yang menakjubkan dengan menggunakan paket lengkap pupuk humagrow dan dapatkan diskon khusus dengan mengunjungi website kami di www.galeritani.co.id sekarang juga

CV Erlima Brothers mengatakan...

Dapatkan hasil yang menakjubkan dengan menggunakan paket lengkap pupuk humagrow dan dapatkan diskon khusus dengan mengunjungi website kami di www.galeritani.co.id sekarang juga

Unknown mengatakan...

Kepada Yth :
Kelompok Tani 'SIPOTUO"

Dengan hormat,

Perkenalkan saya Ranti Syaftarianti Kamal dari PT. BINTANG ARTHAA TIRTAYASA SAKTI sebagai Marketing Exevutive.
Kami adalah Supplier dan distributor untuk alat-alat peternakan dan CMR (susu pengganti). Adapun barang yang kami supply dari :

1. JORGEN KRUUSE - DENMARK
2. KERBL - GERMANY
3. FUNKE GERBER - GERMANY
4. SHINOVA - CHINA
5. DENKAMILK - BELANDA

Pelayanan cepat dan mudah. Harga yang kami berikan dapat bersaing. Kami sangat memperhatikan kebutuhan customer kami untuk peternakan.

Kami lampirkan juga Product kami agar dapat dipelajari.

Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.

Hormat kami,
PT. BINTANG ARTHAA TIRTAYASA SAKTI
Ruko De Mansion No. 15E
Jl. Jalur Sutera (Alam Sutera)
Tangerang - BANTEN
Telp : (021) 29 77 9347
Hp : 0852 80 82 1601 (Ranti)

Posting Komentar

 
Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates