Banyak petani enggan masuk atau terlibat dalam kelompok tani
di desa, karena pada kenyataannya, masyarakat petani khususnya petani kecil
merasa di manfaatkan saja oleh petani-petani besar ataupun para pengurus
kelompok tani.
Permasalahan yang sering muncul adalah ketika bantuan dari
pemerintah tiba, sering terjadi pungutan liar dengan alasan berbagai macam. Di
sisi lain, para pengurus kelompok tani sering mengeluh karena anggotanya jarang
atau bahkan tidak pernah hadir dalam setiap perkumpulan kelompok, namun pada
saat pembagiaan bantuan, para anggota baru mau menghadiri perkumpulan.
Di lain pihak banyak anggota yang mengeluh karna merasa
tidak pernah di undang jika ada pertemuan pada saat pembagian bantuan
pemerintah, namun jika ada pertemuan yang bersifat komersil seperti promosi
dari pihak ke 3 seperti produsen pestisida, para pengurus sering bersemangat
mengajak anggotanya untuk berkumpul dalam pertemuan kelompok. maka terjadilah
saling kecurigaan bahwa beberapa anggota mendapatkan fee dari produsen
tersebut, atau setidaknya mendapatkan
bonus dari produk yang di promosikan.
Sungguh berat dan sangatlah kompleks permasalahan kelompok
tani ini jika semua pihak yang terkait tidak sama2 sadar akan segala
kepentingan kelompok tani. Di butuhkan jiwa besar dan kelapangan dada serta
kesadaran bersama tanpa rasa egoisme dan emosi untuk dapat mengembalikan citra
sebuah kelompok tani menuju terciptanya harapan kita bersama yaitu sebuah wadah
kelompok tani yang independent, transparan, dan yang mampu memajukan usaha tani
seluruh anggotanya menuju petani yang mandiri, maju dan sejahtera.
Mampukah kami ?...
0 komentar:
Posting Komentar